Dalihan Na Tolu Filsafat Batak Toba Layaknya Pancasila
Friday, May 11, 2018
Edit
Pada saat pembelajaran satu topik matematika tertentu di dalam kelas selalu ada waktu siswa untuk mendokumentasikan apa yang baru saja diperolehnya.
Pada saat siswa berusaha mendokumentasikan apa yang baru saja diperolehnya, saya mau berjalan-jalan diantara lorong meja anak-anak dan menanyakan kepada siswa secara acak hal-hal diluar topik pembelajaran misalanya: apa pekerjaan ayah?, berapa orang sekeluarga?, anak keberapa? film kesukaan? dan lain sebagainya.
Terkadang saya sambil tersenyum mau menanyakan siapa pacarnya, dan kalau pertanyaan ini saya sampaikan kepada siswa maka yang menjawab bukanlah siswa yang saya tanya melainkan kawan-kawannya (inilah salah satu sebab kenapa SMA itu indah 'cinta-cinta monyet').
Sekolah kami berada di Kabupaten Humbang Hasundutan yaitu salah satu kabupaten yang mandiri dari Kabupaten Tapanuli Utara dimana penduduknya adalah mayoritas suku Batak Toba.
Jadi ada pada satu waktu saya bertanya kepada beberapa siswa yaitu, tahukah kamu apa pengertian sederhana Dalihan Na Tolu atau apa saja itu Dalihan Na Tolu?.
Ternyata masih banyak siswa tidak mengetahui apa itu Dalihan Na Tolu, lalu kepada siswa selalu saya sampaikan bahwa kitalah yang menjaga kebudayaan kita. Jika kita bersekolah dan tinggal di kabupaten yang dominan suku Batak Toba tetapi tidak mengetahui Dalihan Na Tolu, bagaiamana dengan teman-teman kita yang bersekolah dan tinggal di kabupaten yang suku Batak Toba merupakan minoritas.
Pernah saya dengar salah satu profesor dalam bidang pendidikan mengatakan bahwa salah satu penyebab pendidikan di Indonesia lemah adalah karena mengadopsi sistem pendidikan dari luar negeri padahal kebudayaan kita dengan mereka sangat berbeda. Jadi ketika sistem itu akan dicobakan kepada masyarakat kita maka banyak menemukan masalah.
Sebagai catatan kepada saya sendiri, disini saya tuliskan secara sederhana apa saja itu 'Dalihan Na Tolu'. Karena banyak faktor juga saya yang aslinya orang batak mengetahui Dalihan Na Tolu ini setelah memasuki dunia perguruan tinggi.
Dalihan Na Tolu adalah filosofis atau wawasan sosial-kulturan yang menyangkut masyarakat dan budaya Batak. Dalihan Natolu menjadi kerangka yang meliputi hubungan-hubungan kerabat darah dan hubungan perkawinan yang mempertalikan satu kelompok. Dalam adat batak, Dalihan Natolu ditentukan dengan adanya tiga kedudukan fungsional sebagai suatu konstruksi sosial yang terdiri dari tiga hal yang menjadi dasar bersama. Ketiga tungku tersebut adalah:
- Pertama, Somba Marhulahula [semba/hormat kepada keluarga pihak Istri].
- Kedua, Elek Marboru [sikap membujuk/mengayomi wanita].
- Ketiga, Manat Mardongan Tubu [bersikap hati-hati kepada teman semarga].
Boleh juga browsing atau berselancar di dunia maya dan mencari tahu tentang Dalihan Na Tolu serta penerapannya, yang dikotak biru diatas kata-katanya dan gambar saya ambil dari https://id.wikipedia.org/wiki/Dalihan_Na_Tolu.
Sebagai tambahan informasi, grup band siantar yang menamakan diri dengan nama Siantar Rap Foundation [SRF] juga mencoba memperkenalkan kebudayaan batak dengan warna musik lebih indah. Salah satu lagu mereka yang mencoba memperkenalkan batak kepada anak-anak muda yaitu "Dalihan Na Tolu".
Artikel ini sebelumnya di Posting oleh http://www.defantri.com