Testimoni Para Guru tentang Kurikulum 2013
Thursday, November 22, 2018
Edit


Related
Pada Facebook Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI Bapak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh juga menyampaikan kepada guru-guru tersebut bahwa Bapak Menteri mengundang sebagian ibu bapak guru yang telah mengikuti pelatihan agar media mengetahui secara langsung apa yang dirasakan guru terkait kurikulum 2013.
Silmi Martini, guru SD 03 Pulo Kebayoran Baru.
mengaku sedikit ragu pada perubahan kurikulum. "Awalnya saya gamang, tapi setelah saya mendalaminya saya optimis pendekatan di Kurikulum 2013 saintifik. Anak dipacu mengalami lalu menalar. Semua indera dipakai dan dieksplorasi," tuturnya.
Silmi juga menceritakan, ia ditunjuk oleh Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) DKI Jakarta untuk menjadi Instruktur Nasional (IN).Saat awal memberikan pelatihan kepada guru-guru, ia mengaku banyak guru yang menganggap Kurikulum 2013 sulit. "Kurikulum 2013 ribet katanya saat segmen pertama," ujar Silmi. Namun memasuki pelatihan hari ke-3, para guru mulai memahami dan menerima konsep Kurikulum 2013.
Dwi Herawati, guru SD 03 Pulo Kebayoran Baru.
Mengatakan, Ia sempat kesulitan dalam memahami cara memberikan penilaian untuk peserta didik. Namun ia kemudian dapat memahaminya setelah mengikuti pelatihan selama seminggu. "Saya optimis karena ini baik dan diutamakan budi pekerti, terutama di SD," katanya.
Hadir Kardiman, Kepala SD 01 Pulo, Kebayoran Baru.
Mengaku telah mengadakan sosialisasi Kurikulum 2013 kepada orang tua murid. Awalnya, ujar Kardiman, banyak orang tua yang pesimis karena mendengar bahwa Kurikulum 2013 hanya menargetkan aspek kognitif sebesar 20 persen. Namun akhirnya mereka mengerti setelah dijelaskan bahwa ada tiga kompetensi yang ditekankan dalam Kurikulum 2013, yaitu attitude (perilaku), skill (keterampilan) dan knowledge (pengetahuan). "Sekarang kita butuh anak yang punya moral dan sikap yang baik," ucap Kardiman.
Hadir Widiana, guru SMP 19 Jakarta.
Mengatakan Kurikulum 2013 bagus untuk membentuk generasi emas. Karena itu, katanya, guru harus bisa mem-breakdown tingkah laku dan kemampuan anak didiknya. Seorang guru harus dapat melihat apapun kemampuan seorang anak. Menurutnya, dari situlah kemudian guru dapat mem-breakdown dan membimbing peserta didik.
Ia juga memberikan usul kepada Mendikbud untuk mendukung terbentuknya moral murid-murid yang baik sebelum terjun ke masyarakat, yaitu dengan meniru program dari luar negeri seperti service learning. "Saya punya usul, banyak pelajar sebagai manusia zombie. Mereka dari SMA ini lalu bisa saja tawuran. Saya usul service learning. Itu kewajiban untuk menamatkan sekolah dengan membantu masyarakat," katanya.
Itu kata mareka tentang Kurikulum 2013, apa kata Anda? #Mari_Bertestimoni.
Contoh Proses Belajar Mengajar yang dianjurkan pada Kurikulum 2013, semoga penjelasan diatas dapat membantu kita dalam penerapan kurikulum 2013;
Artikel ini sebelumnya di Posting oleh http://www.defantri.com