Majalah Dinding Sarana Menumbuhkan Budaya Literasi - foldersoal.com
Saturday, October 13, 2018
Edit
Media majalah dinding (mading) mampu menjadi media yang memfasilitasi program literasi di sekolah. |
Baca juga: Panduan Program 15 Menit Membaca Buku (GLS)
Fakta berikutnya peserta didik mempunyai kecenderungan mengalami kesulitan saat mengerjakan tes evaluasi belajar dalam bentuk uraian atau bentuk soal cerita karena dalam tes evaluasi belajar berbentuk uraian terdapat aspek memahami, aplikasi sekaligus analisis yang dibutuhkan sebelum menyelesaikan tes evaluasi belajar dalam bentuk uraian dan hal tersebut akan lebih mudah dilakukan apabila anak rajin membaca. Berdasarkan taksonomi, tujuan pendidikan yang dikembangkan oleh Benjamin S. Bloom dalam Nirsam (2005:21) meliputi kognitif, afektif dan psikomorik dan ranah yang diamati adalah ranah kognitif yang berkaitan dengan penalaran yang meliputi enam aspek, yaitu pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi.
Fakta dilapangan berikutnya adalah peserta didik sering bertanya tentang arti/ sinonim dari sebuah kata dalam bacaan, hal itu tentu terjadi karena rendahnya kemampuan membaca pada anak sehingga anak mengalami penurunan penguasaan kosakata, hal tersebut sesuai dengan artikel dalam Bloganakpertama tentang cara yang bisa dilakukan untuk menambah kosakata anak salah satunya adalah membaca dan mendongeng.
Menurut fakta dilapangan, berdasarkan pengamatan perkembangan pada anak dan pada peserta didik faktor utama menurunnya kemampuan membaca adalah:
1. Beralihnya fasilitas bermain pada anak, anak sering bermain menggunakan gadged yang cara bermainnya hanya membutuhkan kontak antara dirinya sendiri dengan media bermain sehingga tidak terbangun komunikasi dua arah dalam waktu tertentu.
2. Alat –alat elektronik berkembang sangat pesat dan beragam, seperti tayangan televisi dengan berbagai saluran televisi dengan beragam acara. Televisi menyajikan semua serba instan, mulai dari sedih , lucu, marah semua sudah siap dinikmati. Hal tersebut menyebabkan anak bahkan orang tua pu bisa lepas fokus. Misalnya kegiatan makan yang dilakukan bersama melihat televisi menyebabkan waktu makan lebih lama
3. Orang tua senantiasa disibukkan berbagai kegiatan, serta membantu mencari tambahan nafkah untuk penghidupan keluarga. Kadang itu membuat para pelajar merasa kehilangan kasih sayang dan mencari kegiatan lain untuk mencari cara menghilangkan kejenuhan dan itu cenderung mengarah ke hal yang negative.
Majalah Dinding
Majalah dinding adalah salah satu jenis media komunikasi massa tulis yang paling sederhana, Prinsip majalah tercermin lewat penyajiannya, baik yang berwujud tulisan, gambar, atau kombinasi dari keduanya untuk menampilkan bermacam-macam hasil karya, seperti lukisan, vinyet, teka-teki silang, karikatur, cerita bergambar, dan sejenisnya disusun secara variatif. Semua materi itu disusun secara harmonis sehingga keseluruhan perwajahan mading tampak menarik. Bentuk fisik mading biasanya berwujud lembaran tripleks, karton, atau bahan lain dengan ukuran yang beraneka ragam. Peranan majalah dinding yang tampak pokok sebagai salah satu fasilitas kegiatan siswa secara fisikal dan faktual serta memiliki sejumlah fungsi, yaitu :informatif,komunikatif, rekreatif, dan kreatif. https://id.wikipedia.org/wiki/Majalah_dinding
Program literasi membutuhkan media yang tepat untuk menerapkan keseluruhan konponen literasi seperti membaca, menulis, mengakses, memahami dan menggunakan informasi secara cerdas. Majalah dinding merupakan salah satu media yang tepat untuk memfasilitasi program literasi karena majalah dinding (mading) merupakan media untuk memasang hasil karya peserta didik berupa tulisan atau gambar. Hasil tulisan peserta didik merupakan bukti hasil berkembangnya kemampuan menulis pada peserta didik. Hasil peserta didik berupa gambar juga mampu sebagai sarana pengembangan kreatifitas peserta didik, hasil gambaran peserta didik yang telah di pasang pada majalah dinding (mading) sebagai bahan inspirasi peserta didik yang lain untuk senang menggambar dan sebagai daya tarik peserta didik mengakses informasi dengan cara melihat dan memanfaat majalah dinding (mading ) dengan baik sebagai sarana penghargaan pada peserta didik yang telah berkarya.
Majalah dinding (mading) merupakan sarana untuk menampilkan hasil kemampuan peserta didik dalam mengakses informasi baik dari media cetak maupun media elektronik dengan tema, guru membatasi dengan tema tertentu dalam rangka melatih peserta didik menentukan hasil akses yang sesuai dengan perkembangan usia. Hasil akses informasi yang telah terpasang dalam majalah dinding (mading) mampu digunakan sebagai bahan membaca bagi teman lain, sehingga peserta didik mendapatkan ilmu dari semangat membaca majalah dinding (mading) yang ditampilkan dengan menarik. Kegiatan seperti ini secara langsung mampu memfasilitasi peserta didik dalam mengembangkan kemampuan membaca, menulis, mengakses, memahami dan menggunakan informasi secara cerdas.
Media majalah dinding (mading) mampu menjadi media yang memfasilitasi program literasi dengan mewadahi seluruh komponennya. Beberapa pertimbangan yang mampu memaksimalkan hasil majalah dinding (mading) sebagai media pendukung prodram literasi adalah:
1. Papan majalah dinding (mading) dibuat permanen dengan latar papan yang menarik sesuai dengan dunia anak-anak dan sudah dipertimbangkan tingkat keamanannya. Misalnya, dari bahan triplek yang dicat dengan gambar,warna sesuai dunia anak dan melindungi sudut yang lancip dengan bahan yang lunak sehingga tidak berbahaya dan aman. Hal tersebut dengan tujuan majalah dinding (mading) tidak mengalami kerusakan dalam waktu yang pendek karena kepingan majalah dinding (mading) berupa gambar dan tulisan yang berubah secara rutin dengan tema tertentu dalam jangka waktu tertentu.
2. Pemasangan majalah dinding (mading) dipasang dengan ketenggian yang disesuaikan dengan tinggi rata rata peserta didik yang berada dalam kelas tersebut. Hal tersebut dilakukan untuk mempermudah jangkauan peserta didik dalam memasang, membaca, menikmati maupun mengakses seluruh kepingan gambar dan tulisan.
3. Kepingan tulisan dan gambar yang terpasang pada majalah dinding (mading) sesuai dengan tema anak-anak yang berganti secara rutin pada jangka waktu tertentu. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah kebosahan gambar dan informasi yang dilihat oleh peserta didik dan memperkaya informasi peserta didik yang menikmati majalah dinding (mading)
Semoga media majalah dinding (mading) mampu menginspirasi pembaca dan pendidik (guru) dalam rangka menciptakan media kreatif yang lain sebagai sarana pembelajaran sekaligus support terhadap program pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan kualitas membaca pada anak.
*) Ditulis oleh Loukais Ifka Arishinta, M.Pd. Guru SD Muhammadiyah 9 Malang Berbagai Sumber